Kamis, 23 November 2017

Selasa, 10 Maret 2009

Mengelola Sampah, Mengelola Gaya Hidup

Aksi Damai Tolak Bojong sebagai Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST).
Pengelolaan Persampahan: Menuju Indonesia Bebas Sampah (Zero Waste )
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat.
Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.
Jenis Sampah
Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sapah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami.
Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Oleh karena itu pengelolaan sampah yang terdesentralisisasi sangat membantu dalam meminimasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengleolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sapah bersifat terpusat. Misanya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuag di Tempat Pembuangan Akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah basah dan sampah kering. Padahal, dengan mengelola sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan/dikurangi.
Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Tangguang Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah
Hambatan terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan produk tidak dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif ekonomi yang menarik untuk melakukannya. Perluasan Tanggungjawab Produsen (Extended Producer Responsibility - EPR) adalah suatu pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali produk-produk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untuk mendisain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur-ulang, tanpa material-material yang berbahaya dan beracun. Namun demikian EPR tidak selalu dapat dilaksanakan atau dipraktekkan, mungkin baru sesuai untuk kasus pelarangan terhadap material-material yang berbahaya dan beracun dan material serta produk yang bermasalah.
Di satu sisi, penerapan larangan penggunaan produk dan EPR untuk memaksa industri merancang ulang ulang, dan pemilahan di sumber, komposting, dan daur-ulang di sisi lain, merupakan sistem-sistem alternatif yang mampu menggantikan fungsi-fungsi landfill atau insinerator. Banyak komunitas yang telah mampu mengurangi 50% penggunaan landfill atau insinerator dan bahkan lebih, dan malah beberapa sudah mulai mengubah pandangan mereka untuk menerapkan “Zero Waste” atau “Bebas Sampah”.
Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Sampah atau limbah dari alat-alat pemeliharaan kesehatan merupakan suatu faktor penting dari sejumlah sampah yang dihasilkan, beberapa diantaranya mahal biaya penanganannya. Namun demikian tidak semua sampah medis berpotensi menular dan berbahaya. Sejumlah sampah yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas medis hampir serupa dengan sampah domestik atau sampah kota pada umumnya. Pemilahan sampah di sumber merupakan hal yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit dan berbahaya dari sampah yang umum.
Sampah yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan dan pembuangan, dan beberapa teknologi non-insinerator mampu mendisinfeksi sampah medis ini. Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah, secara teknis tidak rumit dan rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator.
Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obat-obatan, yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan. Sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi. Beberapa, seperti merkuri, harus dihilangkan dengan cara merubah pembelian bahan-bahan; bahan lainnya dapat didaur-ulang; selebihnya harus dikumpulkan dengan hati-hati dan dikembalikan ke pabriknya. Studi kasus menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan secara luas di berbagai tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil di India dan rumah sakit umum besar di Amerika.
Sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya seperti sampah domestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secara kimia.
Produksi Bersih dan Prinsip 4R
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah:
Prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:
Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidka bisa didegradasi secara alami.

UAS

Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS) SMP di Kota Batu kali ini memiliki sedikit perbedaan. Selain beberapa mata pelajaran dibuat oleh sekolah sendiri, mulai tahun ini, para siswa mendapatkan ujian mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).Pada dasarnya, PLH merupakan pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter siswa untuk memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga lebih banyak membutuhkan kegiatan praktik. Kali ini, mereka diuji secara tertulis untuk menggali pemahaman mereka tentang metode-metode pemeliharaan lingkungan. ”Terutama tentang lingkungan di sekitar sekolah,” terang Guru PLH SMP As-Salam, Rina Kristina AMd.Ditanya mengenai pembuatan soal PLH, Rina mengaku menyesuaikan dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan kondisi lingkungan di sekitar sekolah. ”Terutama tentang pandangan mereka terhadap industri tempe di sekitar sekolah dan tentang pengolahan limbah tersebut,” lanjut Rina yang juga mengajar mata pelajaran keterampilan ini.Oleh karena lokasi sekolah yang berdekatan dengan industri tempe, pihaknya berharap, untuk selanjutnya para siswa memiliki ide praktis yang dapat diterapkan di lingkungan sekitar untuk mencegah pencemaran yang bisa saja terjadi. ”Dan memang PLH tujuannya ke arah penyelamatan lingkungan sekitar, selain juga peduli terhadap kondisi secara global,” imbuh perempuan ber kerudung.Sementara itu, Kepala SMP As-Salam, Drs Ali Mahmudi menambahkan, penyusunan soal-soal mata pelajar yang dibuat oleh sekolah sendiri, seperti halnya PLH ini cukup memacu sekolah dalam meningkatkan mutu. ”Karena mata pelajaran tersebut adalah muatan lokal, yeng tentunya tergantung dengan kondisi sekolah masing-masing,” ujar Ali.Selain itu, sebagai bahan evaluasi, koreksi juga dilakukan secara silang. “Jadi, hasil ujian dikoreksi oleh sekolah lain. Ini akan memotivasi guru untuk memberikan kualitas soal yang bagus dan sesuai dengan sekolah,” pungkas pria yang juga penggagas berdirinya SMP As-Salam ini. .lan-KP

Selasa, 22 Juli 2008

perkembagan lInux

SEJARAH PERKEMBANGAN LINUX

1_181170173m.jpg By Abdul Rosyid Chied in IT News
Published: Monday, 16 June 08 - 03:31 PM (GMT)
Last Updated: Sunday, 06 July 08 - 08:03 AM (GMT)

SEJARAH PERKEMBANGAN LINUX

Linux merupakan sebuah sistem operasi yang serupa dengan UNIX, dan merupakan implementasi independen dari system operasi POSIX, dengan exstensi SYSV dan BSD dengan sistem operasi UNIX, yang terutama berjalan dimesin (baca: Microprosesor) keluarga intel 80386DX, atau yang lebih baru. Perkembangan berikutnya, LINUX dapat berjalan diatas beberapa mesin lainya seperti SUN SPARC, MAC, POWERPC, DEC ALPHA, dan PPC MK86.

LINUX dahulu adalah proyek hobi yang dikerjakan oleh LINUS TORVALDS. Dalam mengerjakan hobinya, linus memperoleh inspirasi dari MINIX, suatu sistem UNIX kecil yang dikembangkan oleh ANDI TANENBAUM. LINUX versi 0.01 dikerjakan sekitar bulan agustus 1991. Pada tanggal 5 oktober 1991 linus mengumumkan versi resmi linux, yaitu 0.02. versi ini hanya dapat menjalankan Bash (GNU Bourne Again Shell) dang cc (GNU C Compiler).

Sekarang LINUX adalah sistem UNIX yang lengkap, bias digunakan untuk jaringan (Networking), perkembangan software, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari. LINUX adalah alternative sistem operasi yang jauh lebih murah dibandingkan dengan sistem operasi komersial, dengan kemampuan LINUX yang setara atau bahkan lebih. LINUX dikembangkan di platform berikut ini :

  1. · Intel 80386/486/586/686 Pentium (Pro, II, III, dan Pentium 64 Bit), juga AMD dan Cyrix serta prosesor yang setara.
  2. · Sistem PC dengan microprosesor simetris, laptop dan notebook.
  3. · Digital Alpha.
  4. · Sun Sparc 64 Bit.
  5. · Motorola 64k.
  6. · Macintosh, PowerPC.
  7. · Amiga.
  8. · Atari.
  9. · MIPS, dan banyak lagi.

Walaupun LINUX bukan sistem UNIX yang resmi, tetapi LINUX mempunyai dasar warisan, budaya, arsitektur dan pengalaman sistem operasi UNIX, sebuah sistem operasi yang sudah berjalan selama 28 tahun lebih. Sejak munculnya LINUX source code ( Tahun 1991 ) kernel LINUX telah diteliti (review) dan disempurnakan oleh puluhan ribu programmer di seluruh dunia. Sebagian besar program GNU dan X Windows siatem telah ada lebih lama dari LINUX, dan telah diteliti lebih seksama.

Sistem operasi LINUX meliputi true-multitasking, virtual memory, shared libraries, demand-loading, proper memory management, dan multiuser. LINUX seperti layaknya UNIX, mendukung banyak software mulai dari TEX, X Windows, GNU C/C++ sampai ke TCP/IP.

KARAKTERISTIK LINUX

Linux adalah sistem operasi yang disebarluaskan secara gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), yang berarti juga source code linux tersedia. Hal itulah yang membuat linux sangat special. Linux terus dikembangkan oleh kelompok-kelompok ahli tanpa dibayar, yang banyak dijumpai di internet, dengan tukar menukar kode, melaporkan bug, dan membenahi segala masalah yang ada. Setiap orang yang tertarik dipersilahkan untuk bergabung dalam perkembangan linux.

Semua software ini bias didapat secara gratis berdasarkan lisensi GNU General Public License, atau lisensi-lisensi yang mirip dengan itu. Berdasarkan lisensi ini, siapapun bisa mendapatkan program baik dalam bentuk source code (bisa dibaca manusia), maupun Binary (bisa dibaca mesin). Dengan demikian program tersebut dapat diubah, diadaptasi, maupun dikembangkan lebih lanjut oleh siapa saja. Yang pasti linux gratis dan legal (tidak melanggar hokum walaupun mengcopynya dari tetangga).

Senin, 21 Juli 2008

open source

UK Business lags in open source adoption

The rate of open source adoption in the UK lags behind other Western countries, a recent report has found. Research by Forrester Research shows the UK is fifth in the league table for the number of businesses that have adopted open source software. Only 15 per cent of UK businesses say they use open source in their business. France leads the table with 24 per cent, followed by Germany at 21 per cent and Canada and the US at 17 per cent.

The UK is better at evaluating open source software though, matching the US and Germany with 5 per cent. In the next 12 months, another 6 per cent of UK businesses say they plan to evaluate open source software, with France leading (11 per cent) followed by Germany (8 per cent).

Forrester also found the UK has a high proportion of businesses who had no interest in open source. The survey showed 36 per cent of businesses had no interest in open source technology tying with Canada. Germany had the lowest percentage of "no interest", at 28 per cent.

Forrester also surveyed what issues were important to open source adopting companies. In Europe, availability of support topped the list, followed by security and then cost of ownership. For North America, security came top of the list followed by support and cost. Despite this, Forrester believes that lowers costs are the main driver for open source adoption.sumber:heise online

Baru

Jakarta - Tidak hanya Gus Dur yang disebut-sebut kecipratan dana suap Tanjung Api-api dari tersangka suap Yusuf Emir Faishal. Suami penyanyi Hetty Koes Endang ini juga memberi uang Rp 920 juta untuk Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB Muhaimin Iskandar.

Pengakuan itu disampaikan Bendahara DPP PKB kubu Gus Dur, Aris Junaedi usai dimintai keterangan oleh KPK di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (21/7/2008).

Aris dimintai keterangan oleh KPK seputar klarifikasi dana Rp 300 juta dari Yusuf Faishal sejak pukul 10.45 WIB sampai 14.06 WIB.

Berikut wawancara wartawan dengan Aris:

Pak diperiksa untuk apa?


Hanya untuk klarifikasi Rp 300 juta itu saja. Yusuf Faishal sebagai mantan bendaraha Tim Koordinasi Pemenangan Pilkada (TKPP) seluruh Indonesia menghadap Gus Dur 2 tahun lalu. Melaporkan ada sisa dana Rp 900 juta. Gus Dur perintahkan kan ada bendahara, Aris Junaidi. Jadi diserahkan ke saya.

Tidak benar saya dikirim lewat BCA untuk pengobatan Gus Dur. Yang benar uang itu adalah saldo dari TKPP seluruh Indonesia.

Darimana tahu itu dari TKPP?


Beliau (Yusuf) ngomong sudah saya transfer Rp 300 juta. Karena ini uang partai, ya dibalikin ke partai.

Pak berarti Yusuf ngakuin itu uang TKPP?


Iya dia ngakuin.

Akhirnya 1 bulan lalu, Pak Yusuf Faishal ketemu saya minta tolong supaya Rp 300 juta itu dibalikin karena itu dana gratifikasi. Dulu kan bilangnya uang TKPP. Jadi ini dua peristiwa yang berbeda.

Bapak tidak tahu itu uang gratifikasi?


Ya tidak tahulah saya.

Slip itu bukan untuk pengobatan Gus Dur?


Soal slip, misalnya saya kasih slip. Soal untuk apa kan tinggal saya yang tulis. Apa saja kan bisa. Soal ini kan Pak Yusuf yang nulis.

Saya akui Pak Yusuf itu kader PKB, orang baik, banyak amal, banyak yang dibantu. Kemudian dia menceritakan disebutkan Pak Muhaimin juga dibantu Rp 920 juta.

Ceritanya gimana Pak?


Satu bulan lalu, sebelum ramai-ramai (kisruh yang berujung pada pemecatan Muhaimin). Pokoknya dia bantu ke Muhaimin ke Pak Muamir, Rp 1,56 miliar. Ibu Ida Fauziah kalau ini dikitlah. Total keseluruhan, saya tidak tahu.

Waktu PKB terima duit itu pernah ditanya tidak uang itu darimana?


Iya nggaklah. Etis nggak sebagai orang Jawa atau Indonesia, kita dikasih uang atau disetor uang, itu uang maling atau tabungan asli kan nggak etis.

Yang jelas di sini Yusuf Faishal sudah banyak bantu kegiatan PKB. Tetapi yang saya protes waktu pertemuan, beliau bilang ini resmi dan uang halal di komisi resmi didapatkan. Semua partai yang tergabung dalam komisi saya, sah dan halal dapatkan dana tersebut.

Komisi IV ya Pak?


Ya komisi empat.

Kesannya Yusuf ditinggal PKB?


Nggak saya akan besuk beliau. Beliau berharap PKB akan bantu. Saya bantu, tetapi solusi bantuannya kayak apa. Mestinya kalau fair ketika dapat datang ke PKB terus ini ada dana, diambil atau tidak. Terus kalau memang diambil, untuk Pak Yusuf berapa, PKB berapa. Fairnya begitu. Tetapi yang saya protes ke Faishal ketika dapat uang, bapak diam. Begitu ada masalah saya disuruh tolong.(aan/iy)sumber:detik.com

Sabtu, 19 Juli 2008

Berita Open Source


Saat ini Pemerintah sedang berusaha untuk memperkenalkan Sistem Operasi yang berbasis Open Source.Kususnya Departemen Kominfo.
Dep Kominfo sendiri sekarang sering mengadakan pelatihan open source baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Di tingkat pusat diadakan pealatihan di Pusdiklat Dep Kominfo yang berada di jl.Raya Kelapa Dua No: 49 Kebon Jeruk Jakarta Barat
Sistem oprasi Open Source ini adalah untuk mengurangi pembajakan sofware,karena pada saatnya nanti kalau dari Microsoft mengadakan swiping software, pasti akan jadi masalah yang tidak kecil. Maka dengan Sistem operasi yang berbasis Open Source ini kita aman dan tidak mbayar/gratis.
Tetapi ada juga sih yang harus mbayar di open source.
Kalau IGOS jelas Gratissssssssssssssss.
Ayo kita rame -rame beralih ke I G O S